Ketika
teman-temannya asyik menggeber sepeda motor gede di jalan-jalan raya Italia,
pada tahun 1974 seorang pemuda dari kota kecil di pinggir pantai Laut Adriatik
memilih pergi mengembara.
Seminggu setelah ayahnya wafat, ia mengangkat ransel, menggeber ‘roda imannya’ sendiri menuju ke sebuah tempat yang oleh para penjelajah Eropa dulu disebut sebagai ‘tanah para pemenggal kepala’, Pulau Borneo!
Ditinggalkannya gemerlap Kota Fossacesia, para sahabat dan seluruh keluarga tercinta untuk kurun waktu yang tak ia ketahui sampai bila. Di pulau ini ia harus belajar makan nasi yang sempat membuatnya trauma. Ia memakan apa saja di hutan saat melakukan perjalanan ke kampung-kampung di pedalaman Kalimantan.
Tubuhnya
yang tinggi besar langsung kurus kerempeng. Hampir saja ia menyerah, tetapi
kasih Tuhan membuat ia kuat dan berhasil menyesuaikan diri dengan alam yang
menantang dan adat budaya orang Dayak yang menjadi umatnya.
Mengendarai
sepeda motor rupanya sangat efektif untuk tugasnya sebagai imam yang harus
mengunjungi stasi-stasi terjauh di Keuskupan Sanggau, yaitu sebuah keuskupan
sufragan yang terletak persis di tapal batas Negara Indonesia-Malaysia.
Siapa
menyangka setelah 16 tahun kemudian pemuda itu terpilih menjadi uskup disana.
Dialah Mgr. Julius Giulio Mencuccini, CP, imam dari Kongregasi Pasionis Italia.
Buku ini tidak melulu
bicara tentang imamat dan Gereja Katolik, tetapi juga mengetengahkan, latar
belakang sosial, budaya, politik, kemanusiaan berikut kisah konyol sehari-hari
yang mengocok perut selama
perjalanan kerasulan sang uskup.
Spesifikasi Buku:
- Judul : Vescovo Motociclista, Jejak Misi Mgr. Giulio Mencuccini, C.P. di Kalimantan Barat
- Penulis : Alexander Mering
- Dimensi + hl : 15x23 cm, xxiv + 260 hlm
- Tampilan : FC (30%) dan BW (70%)
- Kertas Cover : Art Cartoon 310 gsm
- Jenis Kertas Isi : Book paper 85 grm
- Jilid : Binding (lem panas)
- Cetak : Offset
- ISBN : 9786238 932009